INFORMASI PPDB


Meresapi Hari Pahlawan dan Apa yang Membuatnya Demikian

“Selamat Hari Pahlawan”, begitulah yang akan kita dapati hari ini pada story-story yang memenuhi media-media sosial. Gambar-gambar penuh semangat, seperti ilustrasi peperangan dengan bambu runcing, bendera merah putih berkibar, dan potret Bung Tomo yang garang dengan mengacungkan, selalu muncul di sana. Ini menjadi rutinitas yang tak pernah gagal setiap tahun. Tapi, apakah kita pernah bertanya, kenapa setiap 10 November kita harus disajikan dengan gambar-gambar seperti ini? Apa yang sebenarnya membuat kita merasa bahwa peringatan ini harus selalu diwarnai dengan simbol-simbol perjuangan tersebut? Apa yang benar-benar kita rayakan, dan mengapa kita harus terus memperingatinya setiap tahun?


Pertempuran Surabaya

Hari Pahlawan tak lepas dari Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945, yang diperingati untuk mengenang perlawanan rakyat Indonesia. Pertempuran ini terjadi setelah Jepang menyerah pada Sekutu, yang kemudian mengembalikan kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia. Kedatangan pasukan Sekutu bersama NICA pada 25 Oktober 1945 memicu ketegangan, karena Indonesia yang baru merdeka tak ingin kembali ke bawah kekuasaan Belanda.

 

Pada 9 November 1945, pasukan Sekutu yang dipimpin Mayor Jenderal Mansergh mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya untuk menyerahkan senjata, menghentikan perlawanan, dan menyerahkan pemimpin pejuang. Namun, rakyat Surabaya menolak dan memilih untuk melanjutkan perlawanan. Pada 10 November, pasukan Sekutu yang didominasi Inggris melancarkan serangan besar-besaran, dengan bombardir dari darat, laut, dan udara. Walaupun pasukan Indonesia jauh lebih sedikit dan menggunakan taktik gerilya, mereka bertahan dengan gigih.

Pertempuran ini berlangsung selama tiga minggu, lebih lama dari yang diperkirakan, dan menyebabkan kerusakan besar di Surabaya. Sekitar 20.000 rakyat Indonesia gugur, sementara ratusan tentara Sekutu juga tewas. Meskipun akhirnya kota Surabaya jatuh ke tangan Sekutu, perlawanan rakyat Indonesia menjadi simbol keberanian dan tekad mempertahankan kemerdekaan.


Pentingnya Hari Pahlawan

Pertempuran Surabaya adalah salah satu momen paling penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Beberapa bulan setelah proklamasi kemerdekaan, sekutu datang dengan tujuan mengambil kembali kedaulatan Indonesia. Dengan kekuatan yang jauh lebih besar, pertempuran ini menjadi yang paling menghancurkan, banyak korban jiwa dari berbagai kalangan, termasuk warga sipil. Surabaya dibombardir hebat oleh pasukan Sekutu, menyebabkan kehancuran besar.

Namun, perlawanan heroik ini menyebar ke seluruh Indonesia dan menginspirasi perjuangan di daerah lain. Dunia internasional pun mulai memperhatikan Indonesia, menunjukkan bahwa merebut kekuasaan di Indonesia tidak semudah yang dibayangkan. Pertempuran ini mendorong tekanan internasional pada Belanda untuk bernegosiasi, yang akhirnya berujung pada pengakuan de facto kemerdekaan Indonesia. Meskipun pertempuran sebelumnya sudah terjadi, pertempuran Surabaya memiliki dampak terbesar dan menjadikannya alasan kuat mengapa 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional.


Pahlawan untuk Era Sekarang

Perjuangan para pendahulu kita untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia tetap terasa hingga kini. Meski kita bukan generasi yang merasakan langsung perjuangan itu, tantangan bagi bangsa ini belum usai. Sekarang, bukan hanya ancaman dari luar yang dihadapi, tetapi juga masalah dari dalam, seperti korupsi, disinformasi di media sosial, polarisasi sosial-politik, hingga ketimpangan dalam pendidikan dan ekonomi. Di sisi lain, ancaman lingkungan seperti kerusakan hutan, pencemaran, dan perubahan iklim juga semakin nyata dan dirasakan dampaknya oleh rakyat Indonesia.

Meski tantangan kini lebih kompleks dan tak selalu tampak nyata, semangat juang para pahlawan harus tetap membimbing kita menghadapi semuanya dengan tegar. Setiap generasi punya perjuangannya sendiri, dan di masa ini, upaya kita adalah menciptakan keadilan sosial, menjaga integritas, dan memberikan kontribusi sesuai peran kita masing-masing. Sama seperti pahlawan tanpa tanda jasa yang terus berjuang meski tak terlihat, kita pun bisa menjadi bagian dari perjuangan bangsa ini melalui dedikasi dan pengabdian tulus demi Indonesia yang lebih baik. 

FUN FACT

Kita sering melihat gambar Bung Tomo yang satu ini, terutama setiap bulan November, yang identik dengan pertempuran Surabaya. Sebagai orator ulung, Bung Tomo membakar semangat rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. 

Meski demikian, faktanya gambar itu bukan diambil saat orasi di medan pertempuran, melainkan saat wawancara pada 1950-an, ekspresinya tetap mewakili semangat perlawanan pada 10 November 1945. Melalui pidatonya di Radio Pemberontakan, Bung Tomo menyemangati pejuang dengan seruan “Allahu Akbar.” Gambar ini kini menjadi simbol nasionalisme dan keberanian dalam mempertahankan kemerdekaan.

Kontak

Alamat :

Jalan Kaliurang Km 6,5 Sono Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta

Telepon :

( 0274 ) 880028

Email :

smkmuhmlati@ymail.com

Website :

smkmuhmlati.mysch.id

Media Sosial :

Visitor